Rabu, 23 Desember 2015

PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN

Laporan Praktikum Kimia Anorganik I Modul 5

PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN
Nurul Asri Fauzyah, Faizal Abdul Rohman, Nurcahya Putri dan Ucu Tuti Handayani
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jenderal Achmad Yani

ABSTRAK
Campuran (mixture) adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya. Campuran terbagi atas 2, yaitu : a) Campuran heterogen, yaitu campuran yang tidak serba sama, membentuk dua fasa atau lebih, dan terdapat batas yang jelas diantara fasa-fasa tersebut. Dan b) Campuran homogen adalah campuran yang serba sama di seluruh bagiannya dan membentuk satu fasa. Telah dilakukan pemisahan komponen dari campuran dengan teknik pemisahan campuran kedalam komponen – komponen zat dengan membedakan sifat – sifat dasar suatu zat. Teknik yang digunakan dalam pemisahan ini adalah filtrasi. Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal di penyaring disebut residu (ampas). Didapat rendemen dari residu SiO2 pada cawan I adalah  71,95% kemudian untuk rendemen residu H2C2O4 pada cawan II adalah 24,02% dan rendemen residu NaCl pada cawan III sebesar 29,54%.


PENDAHULUAN



Bila dua zat atau lebih dalam campuran tidak terjadi reaksi secara kimia, maka hasil campuran dalam setiap komponen zat memiliki sifat-sifat dasar yang tetap. Jika satu komponen dari campuran ada dalam jumlah yang lebih besar, maka campuran dalam hal ini merupakan zat tak murni dan komponen yang lebih kecil sebagai pengotor sisa dari jumlah komponen yang lebih besar. Pemisahan komponen dari campuran, termasuk pemurnian zat adalah masalah yang sering muncul dalam kimia. Daar pemisahan komponen dari suatu campuran adalah bahwa setiap komponen memiliki perbedaan sifat dasar. Komponen – komponen dari campuran zat murni adalah unsur – unsur atau senyawa. Setiap unsur atau senyawa mempunyai sifat dasar, sehingga sifat dasar tersebut dapat diidentifikasi. Pada keadaan temperatur dan tekanan yang sama. Sifat – sifat dasar dari setiap zat murni adalah identik. Dalam percobaan ini, akan mempelajari teknik pemisahan campuran kedalam komponen – komponen zat, tidak dengan identifikasi dari zat. Teknik penggunaan pemisahan dari suatu campuran yaitu dengan membedakan sifat – sifat dasar suatu zat. Filtrasi adalah proses pemisahan endapan atau padatan tersuspensi dari cairan. Campuran yang akan dipisah mengandung salah satu atau beberapa senyawa berikut yaitu natrium klorida, magnesium klorida, amonium klorida, barium sulfat, dan atau silikon dioksida. (Senadi dan Arie.2015).
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran adala sebuah contoh materi yang tak murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan heterogen. (Petrucci.1996).
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahankan sifat – sifat aslinya. Sifat – sifat asli campuran, yaitu:
Ø Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.
Ø Mempunyai sifat zat asalnya.
Ø Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.
Ø Komposisinya tidak tetap. (Petrucci, Ralph H dan Seminar. 1987.).
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan penyaringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. (Syukri, S. 1999).
Memisahkan zat padat dari suspensi. Suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandungpartikel sangat kecil (padat), setengah padat, atau cairan tersebut secara kurang lebih seragam dalam medium cair. Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan sentrifugasi. Operasi penyaringan (filtrasi) ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar endapan dan medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan untuk penyaringan adalah:
Ø Kertas saring.
Ø Penyaring asbes murni atau platinum.
Ø Lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan, misalnya pyrex dan silika atau porselin. (Syukri, S. 1991).
Filtrasi adalah suatu cara pemisahan yang biasa dilakukan untuk memisahkan suatu pelarut terhadappengotornya yang berupa padatan kristal terhadap pelarutnya. Keberhasilan pemisahan dengan cara ini sangat bergantung pada ukuran saringanyang digunakan. Jika ukuran saringan terlalu kecil sedangkan pertikel yang disaring cukup besar, maka pemisahan akan berhasil baik tetapi memerlukan waktu penyaringan yang lama. Tetapi sebaliknya jika ukuran partikel sangat kecil sedangkan ukuran saringannya cukup besar, maka akan ada sebagian partikel padat yang ikut lolos karena tidak tertahan oleh penyaringnya. Dalam teknik menyaring, untuk mempercepat proses penyaringan terkadang diperlukan pompa vakum. (Sunardi.2004).
Filtrasi tidak hanya digunakan dalam skala kecil di laboratorium tetapi juga dalam skala besar di unit pemurnian air. Kertas saring digunakan untuk menyingkirkan padatan dari cairan atau larutandengan megukur ukuran mesh, ukuran partikel yang disingkirkan dapat dipilih. Biasanya filtrasi alami yang digunakan. Misalnya sampel yang akan disaring dituangkan ke corong yang dasarnya ditaruh kertas saring. Fraksi cairan melewati kertas saring dan sampel cairan terlalu kental, filtrasi dengan penghisapan digunakan. Alat khusus untuk mempercepat filtrasi yaitu dengan menvakumkan penampung filtrat juga digunakan. Filtrasi dengan penghisapan tidak cocok bila cairan atau larutannya adalah pelaruk organik yang mudah menguap. Dalam kasus ini tekanan harus diberikan pada permukaan cairan atau larutan (filtrasi dan tekanan). (Takeuchi. 2006).


BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat
Bahan baku yang digunakan dalan percobaan ini adalah bahan – bahan yang sesuain dan cocok untuk pencampuran dan untuk pemisahan komponennya dilihat dari karakteristik yang dimiliki oleh masing – masing senyawa yang digunakan. Bahan yang digunakan diantaranya yaitu: H2C2O4, NaCl, SiO2, CaCl2 dan aquades.
Alat – alat yang dipergunakan dalam percobaan ini diantaranya meliputi gelas kimia 100 dan 250 mL, kaca arloji, batang pengaduk, spatula, gelas ukur 5 dan 10 mL, pipet tetes, corong gelas, oven, cawan porselen, penyangga corong, kertassaring, desikator, penjepit cawan porselen serta botol semprot.

Metode Eksperimen
Menimbang cawan porselen kosong yang kering dalam oven hingga massanya konstan. Kemudian memasukkan sampel dari campuran 3 zat yaitu 1 gram NaCl, 1 gram H2C2O4 dan 1 gram SiO2 dan menimbang terlebih dahulu massanya. Langkah selanjutnya yaitu menuangkan 5 mL aquades ke dalam gelas kimia yang berisi padatan dan mengaduknya selama 5 menit. Sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya, terlebih dahulu menyiapkan kertas saring dan cawan porselen lain yang kering dan sudah di timbang. Selanjutnya menyaring dan menampung filtrat dalam gelas kimia dan memisahkan residunya. Kemudial menambahkan larutan CaCl2 ke dalam filtrat hingga tak terbentuk endapan lagi, sedangkan residunya dikeringkan di dalam oven pada ± 105oC hingga diperoleh massa konstan. Endapan dari hasil penambahan larutan CaCl2 kemudian dipisahkan, lalu menguapkan filtrat hingga diperoleh padatan, sedangkan residu dikeringkan dalam oven ± 105oC hingga massa konstan diperoleh. Langkah terakhir yaitu menghitung presentase dari masing – masing zat di dalam campuran.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Percobaan
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
Menimbang Cawan Kecil I
: 30,1887 gram
Menimbang Cawan Kecil II
: 29, 9087 gram
Menimbang Cawan Besar III
: 62,7756 gram
Berat Kertas Saring
: 0,4106 gram
Berat Kaca Arloji
: 21,1586 gram
Melarutkan 3,0 gram NaCl, H2C2O4 dan SiO2 dengan 5 mL aquades
Larutan berwarna putih kental
Disaring, diambil filtrat dan residu pertama
: Didapat residu SiO2 sebesar 2,1584 gram
Massa Konstan Cawan Kecil I
: 30,1895 gram
Massa Konstan Cawan Kecil II
: 29, 9085 gram
Massa Konstan Cawan Besar III
: 62,7707 gram
Menambah filtrat dengan tetesan CaCl2 hingga endapan terbentuk kemudian menyaringnya
: Didapat residu H2C2O4 sebesar 0,7204 gram
Menguapkan filtrat kedua sampai diperoleh padatan dan mengeringkannya didalam oven
: Didapat residu NaCl sebesar 0,8861 gram

Pembahasan
Pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun dalam skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu zat dalam suatu sampel.
Proses pemisahan ketiga sampel dalam satu campuran ini digunakan filtrasi. Filtrat merupakan hasil dari proses filtrasi, yang melewati penyaring. Dimana filtrat ini akan digunakan lagi pada proses pengamatan selanjutnya. Sedangkan residu merupakan sisa (ampas) yang tertinggal pada proses filtrasi. Campuran ketiga senyawa dengan aquades menghasilkan larutan berwarna putih dengan tekstur kental. Filtrat dari larutan berwarna bening dengan endapannya berwarna putih. Dari ketiga bahan yang dicampurkan ini diantaranya H2C2O4 yang merupakan asam organik yang relatif kuat, tidak bersifat higroskopis dan memiliki sifat korosif. Kemudian NaCl yang merupakan garam dari asam kuat dan basa lemah yang memiliki sifat cukup higroskopis. Kemudian SiO2­ yang merupakan anhidrida asam dari asam silikat yang lemah dan bersifat korosif dan higroskopis. Untuk menghasilkan endapan yang selanjutnya, setelah didapat residu dan filtrat pertama, kemudian filtrat tadi dilarutkan dengan CaCl2 secukupnya hingga adanya endapan dan tak terbentuk lagi endapan. Digunakan CaCl2 karena merupakan senyawa yang netral dan memiliki sifat higroskopis. Endapan yang terbentuk dari langkah ini dihasilkan residu yang akan dikeringkan dan filtrat yang akan diuapkan sampai diperoleh padatan.
Diperoleh data pengamatan berat cawan kecil I adalah 30,1887 gram, berat cawan kecil II adalah 29,9087 gram, dan berat cawan besar III adalah 62,7756 gram. Setelah proses pemanasan dalam oven dan disimpan dalam desikator, massa konstannya didapat pada cawan kecil I adalah 30,1895 gram, pada cawan kecil II adalah 29,9085 gram, dan massa konstan pada cawan besar III adalah 62,7707 gram. Pemanasan ketiga cawan di dalam oven dan pendinginan dalam desikator ini bertujuan agar massa cawan konstan, tanpa adanya faktor penambah berat seperti kotoran debu yang masih menempel, lemak ataupun air yang mungkin terjadi dari sentuhan tangan. Proses pemanasan dan penambahan larutan CaCl2 terhadap hasil filtrat ini dilakukan untuk membantu atau mempercepat proses terbentuknya endapan.
Dari hasil residu penyaringan pertama didapat sebesar 2,1584 gram, hal ini menunjukkan residu pertama adalah SiO2­, dikarenakan SiO2 memilikisifat kelarutan dalam 100 gram air, juga sifatnya yang higroskopis. Namun pada residu pertama ini, seharusnya berat residu tidak akan melebihi berat zat mula-mula SiO2 yaitu 1 gram, ini bisa dikarenakan pengaruh dari campuran atau kandungan zat yang masih belum selesai melewati kertas saring pada saat penyaringan, hingga ada kemungkinan senyawa NaCl dan H2C2O4 yang masih tertinggal bersama residu SiO2. Untuk reaksi yang terjadi adalah   :
NaCl + H2O → NaCl                           (larut)
H2C2O4 + H2O → H2C2O4                             (larut)
SiO2 + H2O → SiO2 + H2O  (tidak larut)
Dari hasil residu penyaringan kedua dengan bantuan dari tetesan larutan CaCl2 didapat sebesar 0,7204 gram, hasil ini menunjukkan residu kedua merupakan zat dari H2C2O4 yang larut dalam air akan terikat dengan CaCl2 dan padatan yang terbentuk adala CaC2O4 hasil ini bisa terjadi dikarenakan H2C2O4 dan CaCl2 yang memiliki sifat higroskopis sehingga mampu menyerap molekul air dengan baik hingga partikelnya menjadi lebih besar dan menurunkan kelarutan dari H2C2O4. Untuk reaksi yang terjadi pada residu penyaringan kedua ini adalah :
H2C2O4 + CaCl2 → CaC2O4 + 2HCl.
Untuk residu yang ketiga didapat dari filtrat kedua yang diendapkan dan dikeringkan dalam oven menghasilkan padatan sebesar 0,8861 gram, dan menunjukkan bahwa endapan terakhir merupakan residu dari NaCl yang terakhir lolos melewati kertas saring karena diantara SiO2 dan H2C2O4, NaCl merupakan yang memiliki kelarutan dalam air paling besar selain itu juga tidak higroslopis.
Endapan yang terdapat pada saat percobaan ini dapat tertahan oleh kertas saring (residu), karena kertas saring memiliki pori – pori yang sangat kecil sehingga dapat menahan residu dari ketiga senyawa pencampuran tadi. Presentase kadar dari residu pada cawan kecil I diperoleh 71,95 %, presentase kadar dari residu pada cawan kecil II adalah 24,02 % dan presentase kadar residu pada cawan besar III adalah 29,54 %.

KESIMPULAN

Berdasarkan Hasil Percobaan Pemisahan Komponen dari Campuran ini, maka disimpulkan:
1.       Pemisahan zat atau campuran bertujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur.
2.       Proses pemanasan dan penambahan larutan CaCl2 terhadap hasil filtrat bertujuan untuk membantu mempercepat proses pengendapan.
3.       Residu pada cawan kecil I yaitu residu SiO2 diperoleh kadar sebesar 71,94 %.
4.       Residu pada cawan kecil II yaitu residu H2C2O4 diperoleh kadar sebesar 24,01 %.
5.       Residu pada cawan besar III yaitu residu NaCl diperoleh kadar sebesar 29,53 %.

DAFTAR PUSTAKA

Cari tau aja sendiri yaaa =)



LAMPIRAN I
DOKUMENTASI
Berat Cawan I
Berat cawan II
Berat Cawan III
Berat kertas saring
Berat kaca arloji

Berat masing-masing sampel

Menempatkan ketiga cawan pada desikator setelah pemanasan dalam oven

Mencampurkan ketiga bahan, masing-masing 1 gram

Disaring, diambil filtrat dan residunya

Menambahkan CaCl2 hingga terbentuk endapan

Hasil dari residu sampel pada ketiga cawan
















LAMPIRAN II
DATA HITUNGAN


Diketahui              :
Massa dari NaCl + H2C2O4 + SiO2 mula-mula adalah 3,0 gram
Massa Residu pada Cawan Kecil I                  : 2,1584 gram       (Residu SiO2)
Massa Residu pada Cawan Kecil II                                : 0,7204 gram       (Residu H2C2O4)
Massa Residu pada Cawan Besar III             : 0,8861 gram       (Residu NaCl)


Penentuan kadar dari residu yang terkandung :

1)  Residu SiO2 :

2)  Residu H2C2O4 :


3)  Residu NaCl :

Jumat, 19 Juni 2015

Jurnal Praktikum Logam Alkali Dan Alkali Tanah



Reaksi Pengendapan Pada Logam Alkali
Dan Alkali Tanah

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian praktikum dari Kimia Dasar 2


disusun oleh :
-  Kelompok 5 (Oranye) -
Firli Sifa Fauziah            (3211141050)
Nurul Asri Fauzyah        (3211141051)
Narti Lusiani                  (3211141052)
Sandi Vico Zalastica S   (3211141056)
Kelas : B



JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
Jalan Terusan Jenderal Sudirman PO. BOX 148 Telp. (022) 6631556-6656190
KOTA CIMAHI
 2015


Logam Alkali Dan Alkali Tanah


A.    Judul Percobaan        : Reaksi Pengendapan Pada Logam Alkali Dan Alkali Tanah
B.     Prinsip Percobaan     : Berdasarkan sifat dan reaksi pengendapan pada logam alkali dan
                                alkali tanah dengan pereaksi lainnya.
C.     Tujuan Percobaan     : 1.  Mengelompokkan jenis senyawa endapan.
  2. Mempelajari pengendapan dari senyawa logam alkali dan alkali tanah.
D.    Teori Dasar               :
Alkali adalah Zat kimia yang bersifat basa, selain itu alkali juga merupakan unsur yang apabila bersenyawa akan menyebabkan kerusakan atau kelunturan dan jika bersenyawa dengan asam (an) akan menghasilkan senyawa bersifat garam. Logam-logam Golongan 1 dan 2 dalam Susunan Berkala berturut-turut disebut logam-logam alkali dan alkali tanah karena logam-logam tersebut membentuk oksida dan hidroksida yang larut dalam air menghasilkan larutan basa.
1.      Logam Alkali
Golongan logam Alkali adalah golongan unsur yang terdapat pada urutan IA kecuali Hidrogen (H), Logam tersebut adalah Lithium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cessium (Cs) dan Fransium (Fr).
Sifat Logam Alkali :
a)      Logam Alkali merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga harus disimpan di dalam minyak.
b)      Logam Alkali merupakan Konduktor panas yang baik
c)      Logam alkali memiliki titik didih tinggi.
d)     Permukaan Berwarna abu-abu keperakkan.
e)      Memiliki titik leleh rendah.
f)       densitas lunak dan sangat lunak.
Atom logam alkali bereaksi dengan melepaskan 1 elektron membentuk ion bermuatan +1. Na → Na+ + 1e-. Susunan elektron dari 2.8.1 o 2.8, yang merupakan konfigurasi elektron gas mulia.
Kecenderungan golongan alkali dengan meningkatnya nomor atom adalah:
a)      Titik leleh dan titik didih menurun
b)      Unsur lebih reaktif
c)      Ukuran Atom membesar (jari-jari makin besar)
d)      Densitas meningkat proportional dengan meningkatnya massa atom.
e)      Kekerasan menurun.
Jika dipanaskan diatas nyala api memberikan warna yang spesifik. Litium ; merah, natrium ; kuning, Kalium ; ungu, Cesium ; biru.
2.      Alkali Tanah
Golongan Alkali Tanah adalah golongan unsur logam yang terdapat pada urutan IIA, adapun Logam tersebut adalah Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronisium (Sr), Barium (Br) dan Radium (Ra).
Sifat Alkali Tanah dibandingkan dengan logam alkali pada periode yang sama:
a)      Titik leleh dan titik didih lebih tinggi, lebih keras, lebih kuat dan lebih padat. Hal ini disebabkan karena terdapat dua delokalisasi elektron per ion dalam kristal yang memberikan gaya elektronik lebih besar dengan muatan ion. M2+ yang lebih tinggi.
b)      Sifat kimia sangat mirip misalnya dalam pembentukan senyawa ionik tetapi berbeda dalam rumus dan reaktivitas lebih rendah karena energi ionisasi (IE) pertama lebih tinggi dan terdapatnya energi ionisasi kedua membentuk ion M2+ yang stabil.
c)      Bilangan oksidasi senyawa selalu +2 di dalam senyawa.
d)     Dua elektron s terluar lepas. Sedangkan energi ionisasi ketiga sangat tinggi untuk membentuk ion +3.
e)      Golongan 2 yang stabil membentuk konfigurasi elektron gas mulia. Contoh : ion kalsium, Ca2+, adalah 2,8,8 atau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 atau [Ar].
f)       Pada umumnya makin ke bawah dalam satu golongan nomor atom cenderung makin meningkat.
g)      Energi Ionisasi pertama atau kedua menurun, karena jari-jari atom makin besar akibat adanya ekstra kulit yang terisi. Elektron terluar sangat jauh dari inti sehinga tertarik lemah oleh inti sehingga lebih sedikit energi yang diperlukan untuk melepaskannya.
h)      Potensial energi selalu meningkat dengan urutan . … ke 3 > 2 > 1, karena muatan inti yang sama menarik sedikit elektron yang rata-rata lebih dekat dengan inti. Tetapi dengan catatan IE ke 2 untuk golongan 1, IE ke 3 untuk golongan 2 menunjukkan menunjukkan peningkatan yang luar biasa dibandingkan IE sebelumnya.
i)        Jari-jari Atom atau ionik meningkat, disebabkan adanya kulit yang lebih banyak.
j)        Jari-jari golongan 2 lebih kecil dari pada golongan 1. karena tarikan elektron dengan jumlah kulit yang sama.
k)      Biasanya jari-jari ion holongan 2 M2+ lebih kecil dari pada golongan 1 M+ pada periode yang sama karena muatan inti meningkat.
l)        Pada umumnya (tidak selalu) titik didih dan titik leleh menurun, disebabkan peningkatan jari-jari ion dan meningkatnya muatan.
m)    Lebih reaktif karena makin ke bawah makin mudah membentuk ion.
n)      keelektronegatifan cenderung menurun:
Pola rumus molekul:
Rumus umum dapat ditulis M2O atau rumus ionik (M+)2O2- dimana M adalah Li sampai Fr atau Be sampai Ra. Logam-logam alkali dan alkali tanah disebut juga logam-logam blok s karena hanya terdapat satu atau dua elektron pada kulit terluarnya. Elektron terluar ini menempati tipe orbital s (sub kulit s) dan sifat logam-logam ini seperti energi ionisasi (IE) yang rendah, ditentukan oleh hilangnya elektron s ini membentuk kation. Golongan 1 Logam Alkali yang kehilangan satu elektron s1 terluarnya menghasilkan ion M+ dan Golongan 2 Logam Alkali Tanah yang kehilangan dua elektron s2 terluarnya menghasilkan ion M2+. Sebagai akibatnya, sebagian besar senyawa dari unsur-unsur Golongan 1 dan 2 cenderung bersifat ionik.
E.     Alat Dan Bahan
1.      Alat        :
a)      Tabung reaksi
b)      Rak tabung
c)      Gelas ukur
d)     Batang pengaduk
e)      Spatula
f)       Kaca arloji
g)      Pipet tetes
2.      Bahan    :
a)      Larutan Na2CO3 0,05 M
b)      Larutan H2SO4 0,05 M
c)      Larutan H2SO4 Pekat
d)     Larutan CaCl2  0,05 M
e)      Larutan SrCl2 0,05 M
f)       Larutan BaCl2  0,05 M
g)      Larutan K2CrO4  0,05 M
h)      Larutan Na2C2O3 0,05 M
i)        Larutan MgCl2 0,05 M
F.      Cara Kerja
1.      Mengambil 6 tabung reaksi dan menuangkan :
a.       1,5 mL larutan CaCl2 0,05 M ke dalam tabung reaksi 1
b.      1,5 mL larutan SrCl2 0,05 M ke dalam tabung reaksi 2
c.       1,5 mL larutan BaCl2 0,05 M ke dalam tabung reaksi 3
d.      1,5 mL larutan K2CrO4  0,05 M ke dalam tabung reaksi 4
e.       1,5 mL larutan Na2C2O3 0,05 M ke dalam tabung reaksi 5
f.       1,5 mL larutan MgCl2 0,05 M ke dalam tabung reaksi 6
Kemudian menambahkan ke dalam tiap-tiap tabung reaksi 1,5 mL larutan Na2CO3 0,05 M dan 1,5 mL H2SO4 0,05 M dengan mengamatinya dan menambahkan 1 tetes H2SO4 pekat dengan mencatat hasil yang terjadi pada tabel tabel pengamatan.
2.      Mengambil 1,5 mL larutan Na2CO3 0,05 M ke dalam tabung reaksi 7, kemudian menambahkan 1,5 mL H2SO4 0,05 M lalu tambahkan 1 tetes H2SO4 pekat sambil mengamati hasil yang terjadi.
3.      Tuliskan semua hasil yang terjadi pada tabel pengamatan dan sertakan pula reaksi pengendapan yang terjadi!

Teman-teman... ini Jurnal Praktikum Kimia Dasar 2 yang aku dan teman sekelompokku pakai saat ujian praktikum semester 2, meskipun terbilang mudah namun sulit dalam hal mencari dan menuliskan reaksi yang terjadi pada semua larutan yang terpakai. semoga bermanfaat yaa :) :-)